Minggu, 20 November 2011

Model Sistem Perdagangan Internet dan Siklus-siklus


 1. Model Fisik
Model yang menggambarkan entity dengan tiga dimensi. Biasanya model ini berukuran lebih kecil dari aslinya. Seperti boneka, mobil-mobilan, prototype rancangan, dsb

2. Model Naratif
Model yang menjelaskan entity secara tertulis/ lisan. Model ini digunakan sehari-hari. Contoh : Penjelasan tertulis komputer, penjelasan lisan melalui sistem komunikasi.

3. Model Grafis
Model yang mewakili entitynya dengan abstraksi garis, simbol & bentuk. Seringkali disertai dengan penjelasan naratif.Contoh : laporan-laporan, alat pemecahan / analisis masalah seperti flowchart, DFD.

4. Model Matematis
Model yang disajikan dalam rumus matematika atau persamaan. Contoh : BEP = TFC / P – C
BEP : Break Event Point, TFC : Total Fixed Cost, P : Price, C : Co.

5. Business to business (B2B)
B2B adalah tipe e-commerce yang mengutamakan kerjasama transaksi antar perusahaan dengan menggunakan media elektronik.


6. Consumers to Business (C2B)
C2B dapat mungkin konsumen membuat request akan kebutuhannya terhadapa sebuah barang atau jasa kemudian organisasi atau perusahaan bersaing untuk menyediakan barang atau jasa tersebut pada konsumen.


7. Consumers to Consumers (C2C)
Transaksi antar individu seperti menjual produk atau jasa kepada individu lain.


8. Government to Citizens (G2C)
Pelayanan pemerintah terhadap warga negaranya melalui e-commerce, selain itu dapat digunakan untuk kerjasama antara pemerintah dengan pemerintah lain atau dengan perusahaan.


9. Mobile Commerce
Mobile commerce memungkinkan penggunaan e-commerce tanpa kabel, seperti mengakses internet lewat handphone.


10. Pemerintah kepada masyarakat
Sistem online yang memenuhi setiap kebutuhan masyarakatnya dalam memnuhi kebutuhan hidup masyarakatnya dalam e-business dan e-commers.
Aktivitas dan Proses
1. Siklus produksi:
Aktivitas produksi pada umumnya adalah aktivitas mengubah bahan baku menjadi bahan jadi. Hal ini hanya terjadi pada perusahaan manufaktur(industri). Siklus produksi memiliki rangkaian aktivitas yang di selenggarakan secara bertahap.
Aktivitas-Aktivitas Siklus Produksi
• Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal-hal berikut ini :
• Bauran produk
• Penetapan harga produk
• Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat atau membeli)
• Manajemen Biaya
• Ada empat aktivitas dasar dalam siklus produksi :
• Perancangan Produk
• Perencanaan dan Penjadwalan
• Operasi Produksi
• Akuntansi Biaya
Perancangan Produk (Aktivitas 1)
• Langkah pertama dalam siklus produksi adalah Perancangan produk.
• Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenugi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi.
Perencanaan dan Penjadwalan (aktivitas 2)
• Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan.
• Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
Operasi Produksi (Aktivitas 3)
• Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh kompute, untuk mengurangi biaya produksi.
• Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari operasi produksinya :
1. Bahan baku yang digunakan
2. Jam tenaga kerja yang digunakan
3. Operasi mesin yang dilakukan
4. Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi
Akuntansi Biaya (Aktivitas 4)
• Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya.
• Apakah tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya itu ?
1. Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi produksi
2. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
3. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.
 Apakah ancaman-ancamannya ?
– Transaksi yang tidak diotorisasi
– Pencurian atau pengrusakan persediaan dan aktiva tetap
– Kesalahan pencatatan dan posting
– Kehilangan data
– Masalah tidak efisien dan pengendalian kualitas
• Apakah prosedur pengendalian itu ?
– Ramalan penjualan yang akurat dan catatan persediaan
– Otorisasi produksi
– Larangan akses ke program perencanaan produksi dan ke dokumen pesanan produksi yang kosong
– Tinjauan dan persetujuan biaya aktiva moda
2. Siklus HRD atau manajemen SDM:
• Apakah aktivitas-aktivitas dasar yang dilakukan dalam siklus manajement sdm ?
1. Perbarui File Induk Penggajian
2. Perbarui Tarif dan Pemotongan pajak
3. Validasi Data Waktu dan Kehadiran
4. Mempersiapkan Penggajian
5. Membayar Gaji
6. Hitung Kompensasi dan Pajak yang Dibayar Perusahaan
7. Keluarkan Pajak Penghasilan dan Potonagn Lain-Lain
Perbarui File Induk Penggajian (Aktivitas 1)
• Aktivitas pertama dalam siklus manajemen sumber daya manusia / penggajian melibatkan pembaruan file induk penggajian untuk mencerminkan berbagai jenis perubahan penggajian seperti: mempekerjakan orang baru, pemberhentian, perubahan tingkat gaji, atau perubahan dalam pengurangan diskresi.
• Merupakan hal yang penting untuk diperhatikan bahwa semua perubahan penggajian dimaksudkan tepat pada waktunya dan secara tepat ditampilkan dalam periode pembayaran berikutnya.
Perbarui Tarif dan Pemotongan pajak (Aktivitas 2)
• Aktivitas kedua dalam siklus manajemen sumber daya manusia / penggajian adalah memperbarui informasi mengenai tarif dan pemotongan pajak lainnya.
• Perubahan tersebut terjadi ketika bagian penggajian menerima pembaruan mengenai perubahan dalam tarif pajak dan pemotongan gaji lainnya dari berbagai unit pemerintah dan perusahaan asuransi.
Validasi Data Waktu dan Kehadiran (Aktivitas 3)
• Aktivitas ketiga dalam siklus penggajian adalah memvalidasi data waktu dan kehadiran pegawai.
• Informasi ini datang dalam berbagai bentuk, bergantung pada status pembayaran pegawai.
Mempersiapkan Penggajian (Aktivitas 4)
• Aktivitas keempat dalam siklus penggajian adalah mempersiapkan penggajian.
• Data mengenai jam kerja diberikan dari departemen tempat pegawai bekerja..
• Informasi tingkat gaji didapat dari file induk penggajian.
• Orang yang bertanggunjawab membuat cek pembayaran tidak dapat membuat rekord baru ke file ini.
Membayar Gaji (Aktivitas 5)
• Aktivitas kelima adalah pembayaran yang sesungguhnya atas cek gaji ke pegawai.
• Sebagian besar pegawai dibayar dengan menggunakan cek atau dengan penyimpanan langsung gaji bersih ke rekening bank pribadi mereka.
Hitung Kompensasi dan Pajak yang Dibayar Perusahaan (Aktivitas 6)
• Perusahaan membayar beberapa pajak penghasilan dan kompensasi pegawai secara langsung
• Hukum federal dan negara bagian juga mensyaratkan perusahaan untuk memberikan kontribusi dalam persentase tertentu ke setiap gaji kotor pegawai, hhingga ke batas maksimum tahunan, untuk dana asuransi kompensasi pengangguran federal dan negara bagian.
• Perusahaan sering kali memberikan kontribusi atau menanggung keseluruhan pembayaran premi asuransi kesehatan, cacat, dan jiwa untuk para pegawai.
Keluarkan Pajak Penghasilan dan Potonagn Lain-Lain (Aktivitas 7)
• Aktivitas terakhir dalam proses penggajian membayar kewajiban pajak penghasilan dan potongan sukarela lainnya dari setiap pegawai.
• Organisasi harus secara periodik membuat cek atau menggunakan transfer dana secara elektronis untuk membayar berbagai kewajiban pajak yang terjadi.
3. Siklus pendapatan:
Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.
• Apa sajakah dari empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan ?
1 Entri pesanan penjualan
2 Pengiriman
3 Penagihan dan Piutang Usaha
4 Penagihan Kas
Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan:
Entri Pesanan Penjualan
Proses entri pesanan penjualan mencakup tiga tahap:
1. Mengambil pesanan dari pelanggan
2. Memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan
3. Memeriksa ketersediaan persediaan
Pengiriman
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut, proses ini terdiri dari dua tahap:
1. Mengambil dan mengepak pesanan
2. Mengirim pesanan tersebut
Penagihan dan Piutang Usaha
Aktivitas dasar ketiga dalam siklus pendapatan, melibatkan:
1. Penagihan ke para pelanggan
2. Memelihara data piutang usaha
Penagihan Kas
Langkah keempat (terakhir) dalam siklus pendapatan adalah penagihan kas, melibatkan:
1. Menangani kiriman uang pelanggan
2. Menyimpannya ke bank
4. Siklus buku besar umum dan pelaporan keuangan
menyediakan informasi untuk serangkaian laporan keuangan mengenai suatu lingkungan akunting.
Semua sistem buku besar umum harus melaksanakan :
1. Mengumpulkan data transaksi
2. Memproses arus masuk transaksi
3. Menyimpan data transaksi
4. Melakukan pengendalian akunting
5. Menyediakan laporan keuangan
6. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data dan perkiraan transaksi
Sumber Data dan Masukan
Sistem buku umum menerima masukan dari berbagai macam sumber.
Sumber-sumber masukan buku besar umum adalah transaksi-transaksi keuangan yang secara tradisional telah dimasukkan ke dalam buku besar umum, yaitu :
• Tranaksi tidak rutin yang terjadi selama periode akunting.
• Transaksi penyesuaian akhir periode yang : (a) berulang dan (b) tidak berulang.
• Transaksi balikan (Reversing transaction).
Bentuk-Bentuk Masukan
• Sistem Manual . Dokumen sumber primer bagi system buku besar umum adalah lembar jurnal buku besar umum yang secara umum menggantikan lembar jurnal umum. Lembar jurnal biasanya disiapkan untuk setiap transaksi tidak rutin, penyesuaian, dan balikan. Lembar jurnal sering disapkan untuk meringkaskan hasil setumpuk transaksi rutin yang telah dimasukkan ke jurnal-jurnal khusus secara manual.
• Sistem Berdasarkan Komputer . Bentuknya berbeda dengan bentuk yang digunakan pada sistem manual.
Arus dan Pemrosesan Data
Dalam sistem tradisional, data transaksi mengalir ke dalam jurnal (baik jurnal khusus maupun jurnal umum), kemudian dibukukan ke buku besar pembantu, dan akhir dibukukan ke buku pembantu dan akhirnya dibukukan ke buku besar umum.
Dalam sistem berdasarkan komputer, data transaksi dimasukkan ke dari formulir dan untuk sementara disimpan di pita magnetik atau dipiringan magnetik.
Data Base
Data base yang menyangkut sistem buku besar umum dan pelaporan keuangan berisikan berbagai arsip induk, arsip transaksi, dan arsip riwayat. Disamping data keuangan mengenai status berjalan dan peristiwa-peristiwa yang lalu, data base juga memuat data yang dianggarkan yang berkaitan dengan operasi dan status masa depan yang direncanakan. Walaupun kandungan dan juga komposisi persisnya akan berbeda untuk setiap perusahaan arsip-arsip berikut cukup mewakili :
1. Arsip Induk Buku Besar Umum
2. Arsip Riwayat Buku Besar Umum
3. Arsip Induk Pusat Tanggungjawab
4. Arsip Induk Anggaran
5. Arsip Format Lapangan Keuangan
6. Arsip Lembar Jurnal Berjalan
7. Arsip Riwayat Lembar Jurnal.
Pengendalian Akunting
Sistem buku besar umum diharapkan menyediakan laporan-laporan yang andal bagi berbaga macam pengguna. Maka dari itu, sistem ini harus secara independent harus memeriksa sistem-sitem pemrosesan transaksi komponen, secara cermat memantau rangkaian transaksi non-rutin yang diterimanya dan secara akurat mencatat dan membukukan data dari semua transaksi.
5.Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran adalah aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait dengan pembelian dan pembayaran barang dan jasa.
Tujuan utama siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total untuk pembelian dan pemeliharaan persediaan, pasokan, dan berbagai jasa yang diperlukan untuk menjalankan organisasi
Pembelian
Fungsi yang terkait dengan proses pembelian :
Gudang/Bagian Lain
Pembelian
Penerimaan
Hutang Dagang
Kasir/Pembayaran
Gudang
Pembelian terjadi karena adanya permintaan barang/bahan dari suatu bagian atau gudang karena persediaan yang ada habis. Bagian manapun dalam suatu organisasi dapat melakukan permintaan pembelian dengan mengeluarkan Surat Permintaan Pembelian (Purchase Requisition/PR). Jika pesanan sudah datang dan sudah diperiksa oleh bag. Penerimaan, bag, Gudang akan menerima laporan penerimaan untuk disetujui, jika sudah disetujui maka laporan penerimaan barang tersebut akan diberikan ke bag. Pembelian.
Pembelian
Bagian pembelian yang menerima PR kemudian menerbitkan Purchase Order (PO) untuk dikirim ke pemasok terpilih. Selain dikirim ke pemasok, tembusannya dikirim ke bag. Penerimaan dan bag. Hutang Dagang.
Bagian Penerimaan
Bag. Penerimaan bertanggung jawab memeriksa kondisi barang yang diterima dan menyesuaikan antara Bill of Ladding yang terdapat pada barang yang dikirim dengan barang yang dipesan pada PO. Setelah diperiksa dan dibandingkan maka bag. Penerimaan harus membuat Laporan Penerimaan dan diberikan kepada bag. Gudang untuk meminta persetujuannya.
Bagian Hutang Dagang
Bagian Hutang Dagang menerima nota penerimaan, PO, PR, dan Faktur untuk dibandingkan dan kemudian membuat voucher pengeluaran kas yang akan diberikan kepada bagian Kasir. Selain kegiatan diatas dia juga melakukan kegiatan pencatatan kedalam jurnal dan buku besar.
Bagian Kasir
Setelah menerima voucher yang dilampiri oleh 4 dokumen dari bag. Hutang Dagang, Bag. Kasir mengeluarkan cek untuk pembayaran hutang.
Aplikasi Pembelian Dalam Lingkungan PDE
Pengumpulan data
Sama seperti siklus penjualan, semua data yang akan masuk ke dalam sistem harus di ubah menjadi machine readable form. Ada beberapa cara dalam mengumpulkan data, antara lain : semua dokumen PR dikumpulkan dan diberikan kepada seorang pegawai PDE untuk dientry atau tiap bagian mempunyai komputer on-line yang digunakan untuk mengisi PR secara on-line, atau yang lebih canggih, komputer dapat secara langsung membuat PR jika mendeteksi adanya kekurangan persediaan di Gudang.
Untuk bagian penerimaan juga diperlukan perubahan data, caranya adalah menempatkan unit komputer on-line di bag. Penerimaan. Jika barang datang, petugas hanya memasukkan no. PO kemudian mencocokkan dengan barang yang diterima dan membuat beberapa perubahan yang perlu.
Untuk bagian penagihan sama, cara yang paling efektif adalah petugas memasukkan no. PO ke dalam sistem, kemudian sistem akan terhubung ke file PO dan file Penerimaan, sehingga komputer akan dapat menampilkan isi dari suatu faktur. Kemudian petugas membandingkannya dengan faktur yang diterima dan membuat beberapa perubahan faktur yang ditampilkan oleh komputer.
Pemrosesan awal data
Semua data yang ada dimasukkan ke dalam sistem, digabungkan, diurut, dan di edit untuk kemudian di validasi.
Pemrosesan lanjut
Jika semua sudah valid dan beberapa perubahan yang perlu sudah dilaksanakan, maka bag. Pembelian memasukkan kode untuk mensahkan PR dan kemudian mencetak PO. Cara yang sama dilakukan pada bag. Penerimaan. Begitu pula bag. Hutang Dagang, disana faktur di cek setelah itu disahkan dengan memasukkan kode tertentu.
Update data
Dalam pemrosessan batch maupun on-line, tiap-tiap kelompok data transaksi dimasukkan kedalam suatu file transaksi.
Untuk dok. PR, PR yang telah disahkan di update ke file inventory (untuk merubah data pada field “barang sedang dipesan”).
Untuk Laporan Penerimaan di update ke file pemasok (untuk melihat kinerja pemasok), dan file inventori (untuk menambahkan jumlah persediaan).
Siklus-siklus pada tulisan di atas saya mengambil dari   :
Judul buku             : Sistem Informasi Akutansi
Nama pengarang   : Sri Dewi Anggadini
Halaman                : 165-205
Judul buku             : Sistem Informasi Akutansi
Nama pengarang  : Dasaratha V Rama
Halaman               : 23-26

Minggu, 23 Oktober 2011

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER & SIKLUS PRODUKSI


AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

Kasus integratif: Northwest industries
Segerah setelah mempelajari cara menggunakan software audit untuk computer, jasot scott di tugaskan pada sebuah proyek di seattle paper products (SPP). Perusahaan tersebut sedang memodifikasi system penggajian di department penjualannya, untuk mengubah cara menghitung komisi penjualan. Di bawah system yang lama,komisi mrupakan persentase tetap dari nilai penjualan. System baru ini jauh lebih rumit, dengan tariff komisi yang berbeda-beda tergantung pada produk yang dijual dan nilai total volume penjualan.
          Tugas Jason yang pertama adalah menggunakan software audit untuk menulis program pengujian simulasi pararel, yang menghitung komisi penjualan dan membandingkan hasilnya dengan yang dihasilkan oleh system yang baru. Jason mendapatkan dokumentasi penggajian yang dibutuhkannya dan rincian tentang kebijakan komisi penjualan yang baru.
          Jason mendapatkan file yang berisi transaksi penjualan untuk untuk periode penggajian trakhir dan menggunakannya untuk menjalankan programnya. Dia sangat terkejut, karna hasil perhitungannya lebih rendah $5.000 dari pada yang dihasilkanoleh program baru SPP; bahkan, terdapat perbedaan individual atas sekitar separuh dari pegawai penjualan perusahaan. Jason memeriksa ulang kode program tapi tidak dapat meneukan kesalahan apa pun.Dia memilih seorang pegawai  penjual yang catatannya memiliki perbedaan perhitungan, dan menghitung ulang komisi yang tercatat secara manual. Hasilnya sesuai denagn hasil sebelumnya dari progam miliknya.Dia dan berkesimpilan bahwa progam miliknya sudah benar kesalahan terletak pada progam yang baru. Berdasarkan kesimpulan ini, dia memikirkan beberapa pertanyaan berikut:
1.      Bagaimana sebuah kesalahan pemrograman yang sangat segnitifkan seperti ini terlewat oleh para pembuat program berpengalamn yang meninjau dan menguji system baru tersebut secara keseluruhan?
2.      Apakah ini merupakan kesalahan yang tidak disengaja atau mungkinkah ini merupakan kasus penipuan lainnya?
3.      Apa yang dapat dilakukan untuk menemukan kesalahan dalam program tersebut?

Judul buku: accounting information system, penerbit : Salemba Empat, Pengarang : marshall b.romney & paul john steinbart                         
                                                                                                                        Hal: 387-388
PENDAHULUAN
Pengendalian (controlling) merupakan salah
satu fungsi manajemen dalam mencapai
tujuan organisasi, yang merupakan manifestasi
dari usaha manajemen untuk mengurangi
resiko kerugian dan penyimpangan dalam
suatu organisasi. Pengendalian Internal yang
efektif merupakan salah satu faktor kunci
dalam kesuksesan sebuah organisasi. Dalam
pengendalian intern yang efektif, manajemen
dan segenap anggota organisasi yang lain
akan memiliki tingkat keyakinan yang
memadai dalam mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Dimana dengan
adanya sistem pengendalian intern yang efektif, dapat membantu dalam
mencapai tujuan organisasi yang antara lain dalam hal efisiensi, mengurangi
resiko kerugian, dan menghasilkan suatu laporan keuangan yang andal dan
sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Dengan semakin dominannya penggunaan komputer dalam membantu kegiatan
operasional diberbagai perusahaan, maka diperlukan standar-standar yang tepat
sebagai alat pengendali internal untuk menjamin bahwa data elektronik yang
diproses adalah benar. Sehingga data elektronik tersebut menghasilkan
pelaporan keuangan perusahaan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam perkembangannya terdapat banyak standar-standar control yang muncul
akibat berbagai latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, dalam paper ini
akan diuraikan beberapa jenis standar kontrol EDP yaitu Committee of the
Sponsoring Organizations (COSO), COBIT, SARBOX, ISO 17799, dan BASEL II.
Selanjutnya akan dibahas beberapa perbedaan diantara kelima standar tersebut
mencakup tujuan pembentukan standar dimaksud, stakeholders siapa yang
diuntungkan dan siapa yang terbebani atas penerapan standar, pengaturan yang
diterapkan dalam masing-masing standar, konsep pengendalian yang diatur
dalam standard dan aspek-aspek dari standar yang paling cocok untuk
diterapkan pada pengendalian EDP di Indonesia, khususnya untuk
diimplementasikan oleh Badan Usaha Milik Negara.
Bab ini berfokus pada berbagai konsep dan teknik yang digunakan dalam melakukan audit SIA. Para auditor disewa untuk berbagai jenis tugas dan tanggung jawab. Banyak organisasi yang memperkerjakan auditor internal untuk mengevakuasi jalannya oprasi perusahaan. General accounting office dan pemerintah Negara bagian juga memperkerjakan auditor untuk mengevaluasi kinerja manajemen dan kesesuaian dengan keinginan legislative dalam berbgai departemen milik pemerintah. Departemen pertahanan memperkerjakan auditor untuk melakukan tinjauan atas catatan keuangan perusahaan-perusahaan terbuka menyewa auditor eksternal untuk memberikan tinjauan independen atas laporan keuangan mereka.
          Bab ini ditulis terutama berdasarkan prespektif dari auditor internal. Auditor internal secara langsung bertanggung jawab untuk membantu pihak manajemen meningkatkan evektifitas dan evesiensi organisasional termasuk membantu mendesain dan mengimplentasikan SIA yang memberikan kontribusi pada tujuan perusahaan. Sebaliknya, auditor eksternal terutama bertanggung jawab pada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dan investor, dan hanya secara tidak langsung berkepentingan dalam berefektivitas SIA Perusahaan. Diluar perbedaan ini, banyak konsep dan teknik audit internal yang didiskusikan dalam bab ini yang dapat di terapkan untuk audit eksternal.
          Bagian utama dari bab ini membarikan gambaran umum proses audit, linkup dan tujuan kegiatan audit internal, serta langkah-langkah proses audit. Bagian kedua mendeskripsikan sebuah metodologi dan serangkaian teknik untuk mengevaluasi pengendalian internal SIA. Bagian ketiga, mendiskusikan teknik evaluasi atas keandalan dan integritas informasi SIA baggian trakhir, merupakan tinjauan terhadap audit oprasional SIA.

SIFAT AUDIT
American accounting association telah merumuskan definisi umum berikut ini untuk audit. Audit adalah sebuah proses sistematis untuk secara objecktif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai pernyataan perihal tindakan dan transaksi bernilai ekonomis, untuk memastikan tingkat kesesuaian antara pernyataan tesebut dengan criteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasil-hasilnya pada para pemaki yang berkepentingan.
         
Judul buku: accounting information system, penerbit : Salemba Empat, Pengarang : marshall b.romney & paul john steinbart                         
Hal : 388-389
Audit membutuhkan pendekatan langkah perlangkah yang dibentuk dengan perencanaan teliti serta pemilihan dan pelaksanaan teknik yang tepat dengan hati-hati. Dalam membuat rekomendasi, auditor membuat criteria-kriteria, seperti prinsip-prinsip manajemen dan pengendalian, yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya, sebagai dasar evaluasi.

          Para auditor biasanya mengaudit diluar computer (audit around the computer) dan tidak menghiraukan computer dan program-programnya. Mereka hanya mempelajari catatan dan output dari system tersebut, dan berpikir jikaoutput telah benar dihasilkan dari input system, maka pemrosesan pastilah andal.pendekatan yang telah baru, yaitu audit melalui computer , menggunakan computer untuk memeriksa kacukupan pengendalian system, data dan output. Sebagian besar teknik audit yang didiskusikan dalam bab ini melibatkan audit melalui computer.

Standar-Standar Audit internal
Berdasarkan institute of internal auditor (IIA, tujuan dari audit internal adalah untuk mengevaluasi kecukupan dan evektifitas system pengendalian internal perusahaan, serta menetapkan keluasan dari pelaksanaan tanggung jawab yang benar-benar dilakukan. Kelima standar lingkup audit IIA memberikan garis besar atas tanggung jawab auditor internal:
1.      Melakukan tinjauan atas keandalan dan integritas informasi oprasional dan keuangan, serta bagaimana hal tersebut diidentifikasi, diukur, diklasifikasi dan dilaporkan.
2.      Menetapkan apakah system telah didisain untuk sesuai dengan kebijakan oprasional dan pelaporan,perencanaan,prosedur,hokum,dan peraturan yang berlaku.
3.      Melakukan tinjauan mengenai bagaimana asset dijaga, dan memverivikasi keberadaan asset tersebut.
4.      Mempelajari sumber daya perusahaan untuk menetapakan seberapa efektif dan efisien mereka digunakan.
5.      Melakukan tinjauan atas oprasional dan program perusahaan, untuk menetapkan apakah mereka dapat memenuhi tujuan-tujuan mereka.


Judul buku: accounting information system, penerbit : Salemba Empat, Pengarang : marshall b.romney & paul john steinbart                         
Hal : 389
Bagaimana organisasi sekarang ini, menggunakan SIA terkomputerisasi untuk memproses, menyiapan, dan mengendalikan informasi perusahaan. Untuk mencapai kelima tujuan yang telah disebutkan diatas, seorang auditor internal memiliki kualifikasi untuk memeriksa seluruh elemen SIA yang terkomputerisasi dan menggunakan computer sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan audit tersebut. Dengan kata lain , keahlian computer merupakan hal yang penting untuk melaksanakan audit internal.

Jenis-jenis Kegiatan Audit Internal

Terdapat tiga jenis audit yang biasanya dilakukan,yaitu:
1.      Audit keuangan memeriksa keandalan dan integritas catatan-caatan akutansi (baik informasi keuangan dan oprasional) dan menghubungkan dengan standar pertama dari kelima standar lingkup audit internal. Para auditor biasanya mengaudit diluar computer (audit around the computer) dan tidak menghiraukan computer dan program-programnya. Mereka hanya mempelajari catatan dan output dari system tersebut, dan berpikir
2.      Audit system informasi melakukan tinjauan atas pengendalian SIA untuk menilaia kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian serta efektifitas dalam menjaga asset perusahaan. Lingkupnya secara kasar berhubungan dengan standar kedua dan ketiga dari IIA.
 maka pemrosesan pastilah andal.pendekatan yang telah baru, yaitu audit melalui computer , menggunakan computer untuk memeriksa kacukupan pengendalian system, data dan output. Sebagian besar teknik audit yang didiskusikan dalam bab ini melibatkan audit melalui computer.

3.      Audit oprasional atau manajemen berkaitan dengan penggunaan secara ekonomis dan efesien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Lingkupnya berhubungan dengan standar keempat dan kelima.pelaksanaan teknik yang tepat dengan hati-hati. Dalam membuat rekomendasi, auditor membuat criteria-kriteria, seperti prinsip-prinsip manajemen dan pengendalian, yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya, sebagai dasar evaluasi.

Judul buku: accounting information system, penerbit : Salemba Empat, Pengarang : marshall b.romney & paul john steinbart                  
 Hal : 390
Tinjauan menyeluruh proses audit
Seluruh audit menggunakanurutan kegiatan yang hamper sama, hingga dapat dibagi kedalam empat langkah :
1.      Merencanakan
2.      Mengumpulkan bukti
3.      Mengevaluasi bukti
4.      Dan mengkomunikasikan hasil audit
Menyajikan tinjauan menyeluruh proses audit, denngan menspesifikasikan beberapa prosedur yang biasanya dilakukan untuk setiap tahap tersebut. Bagian ini mendiskusikan keempat tahap audit dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara lebih terinci.

Merencanakan Audit
Tujuan dari perencanaan audit adalah untuk menetapkan:
1.      Mengapa
2.      Bagaimana
3.      Kapan
4.      Dan oleh siapa audit akan dilaksanakan
Langkah utama dalam perencanaan audit adalah menetapkan lingkup dan tujuan audit. Contohnya, lingkup audit sebuah perusahaan terbuka meluas hingga kepara pemegang saham perusahaan dengan tujuan mengevaluasi kejujuran penyajian laporan keuangan. Sebaliknya, audit internak mungkin memeriksa seluruh devisi, departemen tertentu, atau sebuah aplikasi computer. Audit internal dapat berfokus pada pengandalian internal, informasi keuangan, kinerja oprasional, atau beberapa kombinasi dari ketiga audit tersebut.
          Sebuah tim audit yang memiliki pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan akan dibentuk. Para anggota tim menjadi lebih dalam mengenali pihak yang diaudit (auditee) melalui diskusi dengan personil tingkat supervisor dan oprasional, melakukan tinjauan.

Judul buku: accounting information system, penerbit : Salemba Empat, Pengarang : marshall b.romney & paul john steinbart                         

Hal : 390


                                      SIKLUS PRODUKSI
Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Produksi merupakan inti dari kegiatan perusahaan karena tanpa memproduksi barang atau jasa, perusahaan belum bias disebut mencapai tujuan utamanya, yaitu berupa mendapatkan keuntungan dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Pada siklus produksi terdapat rangkain kegiatan usaha dan operasi pemrosesan data yang terus terjadi,  secara berulang-ulang berkaitan dengan pembuatan produk atau jasa.

A.  Pengertian Siklus Produksi

Apakah yang dimaksud dengan siklus produksi ? siklus profuksi merupakan serangkaian kegiatan usaha untuk mengasilkan produk atau barang secara terus-menerus. Keberadaan system informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, dengan system informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, dan bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya produksiserta evaluasi kinerja terhadap produktifitas yang dihasikan.

Pada saat pengambilan keputusan, biasanya dibutuhkan banyak bahan informasi secra lebih rinci tentang biaya, dibandingkan data yang dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang ditrima umum. Jadi, dalam membuat perencanaan biaya produksi, peranan system informasi akuntansi merencanakan desain siklus produksi yang mencakup data tentang biaya dan sumber daya yang tersedia untuk dijadikan pengambilan keputusan.

B.  Kegiatan Siklus produksi
Peranan akuntan perusahaan dalam kegiatan siklus produksi umumnya berada pada siklus akuntansi biaya, namun peranan lain tetap dituntut kepada mereka untuk saling berkoordinasi dengan siklus lain.
Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si                         
                                                Hal : 97
1.    Desain Produk
Desain produk merupakan langkah pertama dalam siklus produksi. Membentuk barang sesuai dengan pesanan serta memiliki syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pemesan, misalnya kualitas, ketahanan fungsi, dan dapat meminimalkan biaya produksi. Meski melalui syarat-syarat ini sering menimbulkan kontradiksi dengan bagian lainnya, namun membuat desain produk merupakan tugas yang menantang dan menarik untuk dilakukan.

a.      Dokumen, formulir, dan prosedur
Pada kegiatan desain produk, digunakan dokumen yang berkaitan dengan daftar bahan buku yaitu berisi informasi nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk. Selanjutnya, digunakan daftar oprasi yang berisikan informasi jumlah tenaga kerja langsung maupun tidak langsung serta penggunaan mesin untuk memproses barang menjadi barang jadi.

b.      Peran akutansi
Peranan akutansi dalam kegiatan produksi sangat penting. Paa akuntan dapat mempengaruhi pemakaian biaya produksi serta besarnya keuntungan yang akan diperoleh apabila memproduksi barang tersebut. Namun demikian, informasi yang berasal dari akuntan harus dijadikan alat pengambilan keputusan, terutama untuk mentukan ongkos produksi. Ongkos produksi dapat ditekan misalnya dengan menggunakan jumlah komponen secara bersama-sama kepada produk berbeda berdasarkan rekomendasi dari akuntan.

2.      Perencanaan
Pada siklus produksi langkah perencanaan memiliki peranan penting. Perencanaan melaksanakan langkah-langkah antisipasi untuk memenuhi permintaan barang dalam jangka pendek, terutama permintaan yang mendadak , tapi tidak menggangu persedian barang di gudang. Kegiatan ini juga melakukan analisis bagaimana produksi dapat dilakukan secara efisien untuk memenuhi pesanan yang akan dating.

 
Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si
                                           Hal : 99

3.    Operasi roduksi
produksi actual dari produk (oprasi produk), merupakan produk yang dihasilkan perusahaan. Masing-masing perusahaan memiliki aktivitas yang berbeda dalam memproduksi barang, namun semua perusahaan tetap sama-sam, membutuhkan data tentang bahan baku, tenaga kerja, biaya overhead. Saat ini, penggunaan teknologi mendominasi perusahaan untuk memproduksi barang, misalnya mesin-mesin robot yang dikendalikan oleh computer yang secara signifikan mampu menekan ongkos produksi dan meinimalkan tingkat kesalahan produksi.

C.  Pengendalian Siklus Produksi
System informasi akutansi yang didisain dengan tepat dapat memberikan pengendalian yang berarti bagi pelaksanaan siklus produksi,pengendalian yang terkait dalam siklus produksi meliputi kegiatan adanya otorisasi yang jelas terhadap perolehan aktiva tetap dan produk yang dihasilkan, perlindungan terhadap persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap, pencatatan terhadap transaksi siklus produksi yang dilakukan secara valid, adanya perlindungan dan pemeliharaan dari pencurian terhadap catatan penting siklus produksi dan yang sangat berpengaruh adalah dimana siklus produksi dapat dilakukan secara efektif dan selktif.

1.    Pengendalian desain produk

Desai produk yang dibuat tanpa menggunakan perencanaan yang matang dapat mendatangkan kerugin perusahaan. Penggunaan bahan baku khusus untuk produk yang sama dapat meningkatkan biaya pembelian yang sama .

2.    Pengendalian perencanaan

Ancaman yang biasanya muncul pada perencanaan siklus produksi adalah kelebihan produksi atau kekuragan produksi. Kelebiahan produksi dapat berakibat tingginya biaya penyimpanan.


Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si
                                                Hal : 100-101
D.  Peranan informasi siklus produksi

Pada siklus produksi di butuhkan informasi biaya oleh pihak internal dan eksternal perusahaan, peranan SIA menyiapkan informasi yang berguna untuk berbagai tingkatan manajemen. Manajemen sebagai pihakinternal mebutuhkan informasi biaya untuk kepentingan membuat keputusan tentang biaya yang dibutuhkan memproduksi dan bentuk produksi ynag dibuat.
Sedangkan secara eksternal, biaya harus dibandingkan dengan benar terhadap laporan keuangan. Beberapa catatan utama yang terdapat  pada system akutansi biaya secara convensionalmenunjukan pengalokasian BOP yang tidak tepat dan kinerja di pabrik tidak sesuai dengan otomatisasi yang terjadi.

1.    Alokasi yang tidak tepat terhadap biaya overhead

Jika mengacu kepada system biaya-biaya convensional, lebih banyak digerakan oleh kuantitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin yang di bebankan biaya overhead langsung kepada barang, namun dalam praktiknya, biaya overhead tidak menunjukan perubahan secra langsung sesuai dengan kuantitas produksi. Berbeda misalnya dengan biaya penjual, akan menyerap ke dalam harga yang dibayarkan oleh planggan.

2.    Ketidaksesuaian Kinerja
Sesungguhnyadalam praktik produksi modern, sasaran untamanya harus terpusat pada totalitas manajemen mutu. Para pelaksana dalam pabrik membutuhkan informasi mengenai proses produksi berlangsung, termasuk jumlah yang cacat, frekuensi kerusakan mesin, persentase barang jadi yang diselesaikan pada pengerjaan ulang, serta persentase kecacatan yang ditemukan oleh pelanggan. System informasi produksi terpisah dari system akutansi biaya, ini terjadi pada system akutansi biaya convensional. Dalam pengukuran kinerja, data biaya dan pengoprasiaan harus diintegrasi kedalam satu system.



Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si
                                                Hal : 102-103


Kesimpulan
Siklus produksi ialah rangakaian aktivitas bisnis dan oprasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi, berkaitan dengan pembuatan produk. System informasi akutansi (SIA) memainkan peranan penting dalam siklus produksi. Informasi akutansi biaya yang akurat dan tepat dan tepat waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal brikut : bauran produk (apa yang akan diproduksi); penetapan harga produk; alokasi dan perencanaan sumber daya: manajemen biaya (merencanakan dan mengendalikan biaya produksi, mengevaluasi kinerja).
                 Aktivitas siklus produksi terdiri atas desain produk, perencanaan dan penjadwalan, oprasi produk, akutansi biaya, aktiva tetap harus diberikan kode garis untuk memungkinkan pembaruan yang cepat dan priodik data base aktiva tetap. Fungsi kedua dari SIA yang didesain dengan baik, memberikan pengendalian yang memadai untuk memenuhi tujuan siklus produksi sebagai berikut:
·         Semua produksi dan peroleha aktiva tetap diotorisasikan dengan baik
·         Persedian barang dalam proses dan aktova tetap terjaga
·         Siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat
·         Siklus produksi dicatat dengan akuarat
·         Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif.



Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si




                                                          Hal : 103